Jumat, 26 September 2014
IPO - SIM Pendidikan
http://www.scribd.com/doc/241042666/TUGAS-1-SIM-Pendidikan-Kelompok-3-Kelas-1B-IPO
Kamis, 18 September 2014
Sistem Pendidikan
Pengertian Sistem
1.
Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling
berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. (Gordon B. Davis:1984)
2.
Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang saling
berkaitan sehingga membentuk suatu
kesatuan yang utuh dan terpadu. (Raymond
Mcleod:2001)
Tujuan Sistem
Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir
yang ingin dicapai oleh suatu sistem.
Batas Sistem
Batas sistem merupakan garis abstraksi yang
memisahkan antara sistem dan lingkungannya.
Subsistem
Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu
sistem, subsistem ini bisa phisik ataupun abstrak.
Hubungan Sistem
Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar
subsistem dengan subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan
sistem yang lebih besar.
Pendidikan sebagai Sistem
Sistem pendidikan adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu dan
mempunyai hubungan fungsional yang teratur untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pengertian yang lebih jelas mengenai pendidikan, pendidikan nasional
dan sistem pendidikan nasiona1 dapat dijumpai dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Agar
terlaksana masing-masing fungsi yang menunjang usaha mencapai tujuan, di dalam
suatu sistem diperlukan bagian-bagian yang akan melaksanakan fungsi tersebut
bagian ssuatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai
tujuan sistem disebut komponen. Komponen dan hubungan antar komponen dalam
pendidikan adalah semua komponen dalam sistem pembelajaran yang harus saling
berhubungan satu sama lain. Dan dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai Sistem adalah totalitas himpunan bagian-bagian
yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama untuk mencapai satu tujuan
atau sekelompok tujuan dalam suatu lingkungan tertentu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1979)
menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai
unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan,
struktur/jenjang. Kurikulum dan peralatan/fasilitas.”
P.H. Combs (1982) mengemukakan dua
belas komponen pendidikan seperti berikut:
a.
Tujuan dan Prioritas
Fungsinya
mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang
hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.
b.
Peserta Didik
Fungsinya
ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku
sesuai dengan tujuan umum pendidikan.
c.
Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya
mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini
bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan informasi tentang pola
kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan.
d.
Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya
mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
e.
Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya
untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai
peserta didik.
f.
Guru dan Pelaksana
Fungsinya
menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta
didik.
g.
Alat Bantu Belajar
Fungsinya
untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih
bervariasi.
h.
Fasilitas
Fungsinya
untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
i.
Teknologi
Fungsinya
memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud
dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan
berjalan dengan efisien dan efektif.
j.
Pengawasan Mutu
Fungsinya
membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.
k.
Penelitian
Fungsinya
untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem
pendidikan.
l.
Biaya
Fungsinya
melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efesiensi
sistem pendidikan.
Segala
sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut
masukan pendidikan.
Lingkungan
hidup menjadi sumber masukan pendidikan.
Faktor-faktor
yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial,
kebudayaan, ekonomi, politik, dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra
sistem pendidikan. Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama,
terikat, dan tertenun di dalam supra sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti
membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki lembaga pendidikan
lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistem tersebut.
Sumber:
Bahan Kuliah SIM Pendidikan
- Dr. Nurpit Junus, MM (MMP – UNRI
- file: 02akonsepsistemrev09-09-2014-140910195440-phpapp02.)
Artikel google (http://darsanadam.blogspot.com/)
Rabu, 17 September 2014
Contoh Penyusunan Makalah
When the winds of change blow, some people build walls, and others build windmills.
(Chinese Proverb)
Cara membuat makalah ~ Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan beserta penjelasannya dengan memperhatikan elemen pendukung secara ilmiah.
Makalah adalah suatu bentuk kecil dari penulisan karya ilmiah, walaupun seperti itu, harus tetap memperhatikan elemen-elemen karya ilmiah pada makalah itu sendiri, tanpa itu karya tulis kita tidak bisa disebut Makalah.
Dan bentuk elemen dasar sebuah makalah terdiri dari :
1. Cover (hardcover maupun softcover)
2. Judul
3. Kata Pengantar / Prakata
4. Daftar Isi
5. Bab I : Pendahuluan
6. Bab II : Isi
7. Bab III : Penutup
8. Daftar Pustaka
Penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. Cover berisi
• Judul Makalah
• Tujuan Pembuatan Makalah
• Nama Pembuat
• Logo Lembaga/ Institusi
• Nama Lembaga, beserta Alamat
• Tahun Akademik.
2. Judul Makalah
( bisa disamakan seperti bentuk cover )
3. Kata Pengantar / Prakata
KATA PENGANTAR semisal ucapan puji dan syukur dan sekilas mencantumkan judul makalah.
4. Daftar Isi
DAFTAR ISI bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam pencarian materi yang ada dalam makalah tersebut berikut halamannya.
Halaman judul .................................................................................................................... i
Prakata ..............................................................................................................................ii
Daftar Isi ...........................................................................................................................iii
5. Bab I --- Pendahuluan
Menerangkan konsep, rencana, gagasan, seputar permasalahan dan tujuan yang termuat dalam Latar Belakang.
Ruang Lingkup penelitian yang akan mencakup proses-proses yang digunakan untuk menuangkan permasalahan.
Tujuan dan Manfaat dari permasalahan yang sedang dibahas.
6. Bab II --- Isi
Uraikan isi atau materi makalah di sini, mulai dari:
• Definisi / Landasan teori,
• Ulasan materi
• Penyelesaikan masalah,
• Solusi , Hasil Peneltian
• Kontribusi terhadap permasalahan yang ada pada materi makalah
7. Bab III --- Penutup / Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian atas apa yang telah berjalan, kelebihan dan kekurangan hasil penelitian, perhitungan matematis nya.
Saran dan lain sebagainya dapat dicantumkan di sini.
8. Daftar Pustaka
Daftar pustakan meliputi jurnal ilmiah, buku, majalah, surat kabar, media elektronik, interview juga bisa dari website internet. Akan tetapi, keberadaan / keabsahan website internet untuk dijadikan referensi karya ilmiah masih menjadi pertentangan di kalangan akademisi
Referensi : hengkikristiantoateng.blogspot.com
Minggu, 14 September 2014
Howard Gardner - matrikulasi MMP 2014/2015 - UNRI
Howard Gardner – seorang pakar psikologi perkembangan – mengemukakan bahwa setiap individu memiliki 8 jenis kecerdasan di dalam dirinya yang disebut kecerdasan majemuk.
Berikut ini bentuk-bentuk kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner:
1) Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence)
“Kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis.”
Kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Shearer (2004: 4) menjelaskan bahwa “Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi (Gardner, 2003). Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.
Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Gardner (2003) menjelaskan bahwa “Kemampuan untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari kecerdasan bahasa”. Oleh karena kekuatan memori lisan, maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka gagasan mengalir dengan konstan hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori lisannya. Tanpa menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa (Gardner, 2003).
2) Kecerdasan Musik (Musical Intelligence)
“Kemampuan menangani berbagai bentuk musik dengan cara: mempersepsi, membedakan, mengubah dan mengekspresikan.”
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer (2004 : 4) menjelaskan bahwa “Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik”. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik (Gardner, 2003). Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat pengalaman bermusik. Gardner (2003 : 102) juga menjelaskan bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”. Musik sering dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori. Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer (2004 : 4) menjelaskan bahwa “Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik”. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik (Gardner, 2003). Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat pengalaman bermusik. Gardner (2003 : 102) juga menjelaskan bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”. Musik sering dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori. Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.
3) Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)
“Kemampuan mengolah angka dan menggunakan logika atau akal sehat yang baik.”
Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Shearer (2004: 4) menyatakan bahwa “Kecerdasan logika-matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan masalah”. Matematikawan bukanlah satu-satunya ciri orang yang menonjol dalam kecerdasan logika-matematika. Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi permasalahan aritmetika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan logika-matematika (Gardner, 2003).
Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Shearer (2004: 4) menyatakan bahwa “Kecerdasan logika-matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan masalah”. Matematikawan bukanlah satu-satunya ciri orang yang menonjol dalam kecerdasan logika-matematika. Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi permasalahan aritmetika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan logika-matematika (Gardner, 2003).
4) Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence)
“Kemampuan mempersepsi dunia spasial – visual secara akurat.”
Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik (Shearer, 2004). Gardner (2003 : 173) mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya”. Ada banyak profesi atau ciri orang yang memerlukan kecerdasan ruang seperti, seorang pelaut memerlukan kemampuan untuk mengemudikan perahunya dengan bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak ruang untuk membuat bangunan, dan seorang gelandang harus mampu memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola (Checkley, 1997). Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik (Shearer, 2004). Gardner (2003 : 173) mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya”. Ada banyak profesi atau ciri orang yang memerlukan kecerdasan ruang seperti, seorang pelaut memerlukan kemampuan untuk mengemudikan perahunya dengan bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak ruang untuk membuat bangunan, dan seorang gelandang harus mampu memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola (Checkley, 1997). Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
“Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide / gagasan.”
Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Shearer (2004: 5) menjelaskan bahwa “Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik)”. Penari dan perenang merupakan contoh dalam mengembangkan penguasaan gerak badan mereka sesuai gerakan khusus. Ada juga kemampuan menggerakkan objek dengan gerakan kompleks, seperti pemain basebal dan pemain musik. Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan (Gardner, 1983).
Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Shearer (2004: 5) menjelaskan bahwa “Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik)”. Penari dan perenang merupakan contoh dalam mengembangkan penguasaan gerak badan mereka sesuai gerakan khusus. Ada juga kemampuan menggerakkan objek dengan gerakan kompleks, seperti pemain basebal dan pemain musik. Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan (Gardner, 1983).
6) Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
“Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.”
Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang berhubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat, penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki kecerdasan intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah menyangkut potensi dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang menjadi cita-citanya (Checkley, 1997). Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.
Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang berhubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat, penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki kecerdasan intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah menyangkut potensi dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang menjadi cita-citanya (Checkley, 1997). Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.
7) Kecerdasan Interpesonal (Interpersonal Intelligence)
“Kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.”
Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan interpersonal. Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal, sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Shearer (2004: 6) menyatakan bahwa “Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana hati, perspektif, dan motivasi orang”. Contoh profesi yang pekerjaan sehari-harinya berhadapan dengan orang, seperti guru, dokter, polisi, atau pedagang perlu lebih trampil dalam kecerdasan interpersonal supaya lebih berhasil di tempat kerja (Checkley, 1997). Namun hal itu jauh lebih sulit bagi beberapa orang yang bekerja bersama orang lain di mana mereka tidak bisa memahami atau dengan siapa mereka tidak bisa berhubungan.
Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan interpersonal. Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal, sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Shearer (2004: 6) menyatakan bahwa “Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana hati, perspektif, dan motivasi orang”. Contoh profesi yang pekerjaan sehari-harinya berhadapan dengan orang, seperti guru, dokter, polisi, atau pedagang perlu lebih trampil dalam kecerdasan interpersonal supaya lebih berhasil di tempat kerja (Checkley, 1997). Namun hal itu jauh lebih sulit bagi beberapa orang yang bekerja bersama orang lain di mana mereka tidak bisa memahami atau dengan siapa mereka tidak bisa berhubungan.
8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
“Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora fauna di lingkungan sekitar.”
Lama sekali setelah Gardner menulis bukunya, Frames of Mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan naturalis. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi)”. Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam (Shearer, 2004). Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.
Sumber:
Lama sekali setelah Gardner menulis bukunya, Frames of Mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan naturalis. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi)”. Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam (Shearer, 2004). Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.
Sumber:
Kuliah Matrikulasi oleh Prof. Dr. M. Diah Z, M. Ed. (MMP – UNRI)
Artikel Muhammad Nuh, S.Pd., M.Pd. (Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner)
Buku yang perlu dibaca :)
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori dalam Praktek. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.
Sabtu, 13 September 2014
Light Tomorrow with Today

Assalamu'alaikum wr. wb.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Sri Pudjiastuti
MMP - UNRI - 2014/2015
Langganan:
Postingan (Atom)